- Materi: Modul 1 Tajwid BAIS
- Pemateri: Syaikh Wissam El-Tom
- Live Session: Ustadz Novianto Aboosaleemah
- Buku Panduan: Buku Panduan Tajwid 1
Tajwid artinya memperbaiki sesuatu menjadi lebih bagus. Secara praktis dikhususkan pada titik pengucapan huruf hijaiyyah, tempat keluarnya huruf. Yaitu suatu bunyi dari huruf-huruf hijaiyyah keluar dari tempat yang spesifik.
Hak/sifat huruf yaitu mengucapkan huruf-huruf dengan benar sesuai titik keluarnya, sambil menjaga sifat-sifat hurufnya, misal al-Jahr (terdengar), al-Qolqolah (getaran), asy-Syiddah (kekuatan). Semuanya dilakukan agar tercipta pengucapan yang benar.
Hak sifat huruf yang kondisional disebut Shifaatul Aridhoh. Yaitu sifat yang bergantung pada kondisi dan dapat berbeda penerapannya. Misal at-Tafkhim (memaksa/menebalkan), at-Tarqiq (melunakkan), dan idgham (menggabungkan) dll.
Manfaat belajar tajwid yaitu untuk menghindari kesalahan saat membaca alQuran.
Ulama Perumus Ilmu Tajwid
- Abul Aswad ad-Dualiy.
- Abul Qosim Ubaid bin Salam.
- Kholid bin Ahmad al-Khuroidiy.
Hukum Belajar Tajwid
- Fardhu kifayah untuk mempelajarinya.
- Fardhu ‘ain untuk mengamalkannya.
Contoh: Mim sukun ketemu Ba disebut ikhfa syafawi, dibaca dengan menyembunyikan mim.
3 Cara Baca Tajwid
- At-Tajwid atau at-Tartil. Membaca perlahan sesuai hukum tajwid dengan memperhatikan hak-hak huruf.
- Al-Hadr yaitu dibaca dengan cepat namun bisa dilambatkan jika diperlukan.
- At-Tadwir yaitu membaca dengan sedang, tidak cepat tidak lambat sambil memperhatikan aturan tajwid.
Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an
Diriwayatkan dari Ustman bin Affan, “Sebaik-baik kamu adalah yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Abdurrahman As-Sulami (perawi hadits ini) mengatakan, hal inilah yang membuatku bertahan (mengajar di Masjid Kuba) selama 40 tahun.
Metode Mempelajari Al-Qur’an
Allah menurunkan Al-Quran kepada Rasulullah tidak dalam bentuk tertulis. Tapi dibacakan oleh Malaikat Jibril, kemudian Rasulullah mengikutinya, kemudian mengingat dalam hati dan ingatan beliau. Kemudian beliau mengajarkannya kepada para Sahabatnya.
Ada sebagian sahabat yang menguasai seluruh bacaan Al-Qur’an.
Para Sahabat mengajarkan al-Qur’an kepada murid-muridnya. Muridnya mengajarkannya lagi kepada murid-muridnya. Dan seterusnya hingga hari ini banyak orang yang mempelajari dan menghafal al-Quran.
Inilah satu-satunya cara belajar al-Quran dengan benar. Al-Quran tidak bisa dipelajari hanya dengan membaca dari mushaf, karena al-Quran bukan bahasa arab biasa. Ada aturan dan cara khusus untuk membacanya.
Memang belajar dari buku atau CD rekaman bisa membantu, tapi CD tidak bisa mengoreksi kesalahan saat belajar al-Quran. Maka belajarlah dari seorang guru yang ahli di bidang ini, yang memiliki ijazah sanad Al-Quran hingga ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sahabat yang Mulia, Zaid bin Tsabit mengatakan, “Pembacaan Al-Quran pada guru yang berkualitas adalah praktik sunnah, yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya.”
Kemudian ia mewarisi kepada muridnya sesuai dengan apa yang diajarkan gurunya. Jika dia hanya mempelajari dari kaset atau CD dia tidak akan bisa mempelajari Alquran dengan benar.
Setiap hal ada ahlinya.
Jika seseorang sakit, dia tidak akan datang ke insinyur atau guru. Tapi akan datang ke dokter bahkan dokter spesialis sampai sakitnya sembuh.
Jika seseorang ingin belajar bahasa prancis, tentunya dia tidak akan datang ke guru olahraga.
Jika seseorang ingin bertanya tentang shalat, puasa, dll, maka apakah dia akan mendatangi para petani? Tentu tidak, bahkan dia akan datang ke ahli fiqih untuk mendapat jawaban yang memuaskan.
Prinsip ini juga sama dalam mempelajari alQuran.
Sifat apa yang harus dimiliki seseorang saat akan belajar dengan seorang guru?
Pertama, Ikhlas berniat belajar karena Allah. Tidak agar disebut Qari, agar dipuji suaranya atau keindahan tajwidnya. Namun hanya karena mencari ridha Allah.
Kedua, yaitu mencari guru yang berkualitas untuk mengajarinya ilmu Al-Quran.
Ketiga yaitu kesabaran dan tidak menyerah karena kesalahan. Karena setiap yang belajar alQuran akan melalui tahapan ini hingga berkurang kesalahannya sampai tingkat mahir dan kesempurnaan.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)
Keempat yaitu kebulatan tekad dan semangat yang tinggi dan pantang menyerah. Dan mengorbankan waktu dan tenaganya untuk belajar alQuran, maka Allah akan memberkahi tindakannya dan usaha kerasnya, insya Allah.
3 Metode Belajar Al-Qur’an kepada Guru
- Guru membaca, kemudian murid mengikuti bacaan guru. Jika murid ada kesalahan maka guru mengoreksi. Ini adalah metode terbaik, karena murid mendengar langsung bacaan guru, membacanya di depan guru dan guru mengoreksi kesalahan murid.
- Murid membaca dan guru mendengarkan. Jika guru mendengar kesalahan dari murid, maka guru mengoreksi. Cara ini tepat jika digunakan untuk murid yang memiliki latar belakang bacaan alQuran. Dan cara inilah yang paling banyak digunakan saat ini.
- Guru membaca dan murid hanya mendengarkan. Kemudian murid mengulang sendiri di rumah tanpa ada guru yang mengoreksi bacaannya. Ini adalah metode dengan standar terendah. Karena guru tidak mendengar bacaan murid dan tidak mengoreksi bacaannya. Ini sama saja dengan seseorang yang mendengar dari rekaman kaset atau CD.
Keistimewaan Membaca Al-Qur’an dengan Sempurna
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang yang menguasai bacaan Al-Qur’an, dia akan bersama para Malaikat. Dan seseorang yang membaca al-Quran dengan terbata-bata dan kesulitan maka dia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)
Dua pahala disini diberikan yang pertama untuk bacaan alQurannya, dan kedua untuk usaha kerasnya yang dia kerahkan dalam membaca al-Quran.
Mana yang lebih baik? Para Ulama mengatakan, yang pertama lebih baik karena dia bersama para Malaikat dan inilah tujuan terbaik yang bisa diraih seseorang. Inilah yang diinginkan oleh Rasulullah, agar tiap muslim berusaha meraihnya.
Pada awalnya dia akan kesulitan untuk meraih yang pertama, dia akan berusaha dan melewati tingkatan kedua. Ini harus dijalani dengan sabar sambil mengingat janji Allah.
Seberapa Penting Belajar Membaca Al-Quran?
Sebagian orang merasa bahwa belajar tajwid tidak terlalu penting, yang penting adalah belajar memahami maknanya. Bagaimana sabda Rasulullah tentang hal ini.
Imam Al-Bukhâri rahimahullah meriwayatkan dari ‘Abdullâh bin ‘Amr Radhiyallahu anhu bahwa sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersadba:
اسْتَقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْعُودٍ وَسَالِمٌ مَوْلَى أَبِيْ حُذَيْفَةَ وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ وَمُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ
“Ambillah (pelajarilah) Al-Qur’an dari empat orang: ‘Abdullâh bin Mas’ûd, Sâlim maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’abdan Mu’âdz bin Jabal”.[2]
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa Rasulullah merekomendasikan keempat sahabat ini sebagai guru bagi sahabat yang lain (yang tentu saja mumpuni dalam bahasa Arab) dalam belajar AlQuran? Mengapa? Karena keahlian mereka dalam membaca al-Quran. Ini menunjukkan pentingnya memilih guru Al-Quran terbaik yang bisa Anda temukan.
Dari hadits ini juga kita mengambil faidah bahwa Rasulullah tidak membiarkan umatnya membaca AlQuran sekehendaknya, atau mengambil sembarangan guru untuk belajar Al-Quran.
Rasulullah juga bersabda, “Barangsiapa yang ingin membaca Al-Quran persis seperti ia diwahyukan, maka hendaklah dia membaca dengan bacaan Ibnu Ummi Adh.”
Ibnu Ummu Adh adalah Abdullah bin Mas’ud.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Asy-Syaibah dan diteliti oleh Syaikh Albani dan lainnya.
Ibnu Mas’ud pernah mengajarkan bacaan AlQuran kepada seorang lelaki. Dia membaca lil fuqoro tanpa mad. Dibenarkan oleh Ibnu Mas’ud bahwa cara membaca yang benar adalah lil fuqorooooo…
Hadits atau atsar ini hasan sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Albani.
Hal ini menunjukkan bahwa Sahabat tidak membiarkan seseorang membaca sesukanya. Bahkan aturan mad pun diperhatikan dan mereka benar-benar menjaga persoalan tajwid ini.
Sebagaimana Anda ketahui ada dua syarat diterima amal
- Ikhlas hanya karena Allah.
- Sesuai dengan petunjuk Rasulullah.
Semua Ulama sepakat bahwa membaca al-Quran adalah ibadah. Bahkan salah satu amalan yang besar. Jika ini merupakah ibadah, apakah harus mengikuti petunjuk Rasulullah? Tentu saja, maka mempelajari dan menerapkan tajwid adalah wajib bagi siapa saja yang ingin membaca al-Quran.
Apa Manfaat Mengoreksi Bacaan Al-Qur’an
- Lebih mampu memahami makna Al-Qur’an.
- Mencintai dan menikmati bacaan Al-Qur’an.
Apa Manfaat dari Membaca dan Mempelajari Al-Qur’an
- Menjadi manusia terbaik “Khairukum man ta’alamal Quran wa ‘allama.
- Mendapat kelipatan pahala. Barangsiapa yang membaca alQuran, maka tiap hurufnya akan dilipat gandakan 10 kebaikan. Alif adalah 1 huruf, Lam adalah 1 huruf, Mim adalah 1 huruf.
4 Hal yang didapat oleh orang/kelompok yang mempelajari Al-Qur’an
- Diliputi ketenangan dan kedamaian.
- Rahmat akan mengelilingi mereka.
- Malaikat akan mengelilingi mereka.
- Allah akan memanggil mereka di sisi para Malaikat.
Rasulullah menghormati para penghafal alQuran dengan menjadikan mereka pemimpin Shalat. Yang memimpin shalat adalah yang paling banyak dan paling baik bacaan AlQurannya.
Kita tidak boleh iri kecuali pada dua hal
- Seseorang yang Allah ajarkan Alquran, dan membacanya di siang dan malam hari. Tetangganya mendengar dan berharap bisa sepertinya.
- Seseorang yang Allah berikan harta dan menafkahkannya di jalan Allah. Dan pria lain berkata, saya berharap diberikan seperti apa yang dia miliki, sehingga bisa melakukan apa yang dia lakukan.
Makna iri disini adalah, dia berharap kebaikan itu bisa ada juga pada dirinya, dengan demikian dia bisa meraih pahala juga dari Allah. Dia tidak boleh berharap kebaikan itu hilang dari saudaranya.
Al-Quran adalah harta karun, sehingga harus dijaga. Bacaan yang telah dihafal harus terus diulang-ulang agar tidak mudah hilang. Rasulullah bersabda, jagalah Alquran karena ia lebih mudah lepas daripada unta dari ikatannya.
Beberapa Ulama berpendapat bahwa hilangnya Alquran dari hafalan merupakan dosa besar, karena alQuran bisa sampai hilang disebabkan banyaknya melakukan dosa (besar). Allah tidak akan menghukum perbuatan menghilangkan hafalan kecuali karena dosa sendiri.
Orang yang tidak memperindah bacaan Alquran bukanlah bagian dari kami.
Halaman 19…..
Terimakasih untuk penjelasan nya. Namun saya tak menemukan metode seperti yang sekarang ada di berbagai tempat seperti metode Ummi, qiroati, yanbu’a dll. Mungkin bisa di cantumkan? Syukron 🙏🏻
Syukron atas masukannya akh. Barokallohu fiik…
Bismillah assalamu’alaikum warohmatulohi wabarakatuh, ‘afwan mau tanya akhi, anta sekarang semester berapa ya di iou?
Wa’alaykumussalam warohmatullahi wabarokaatuh.
Ana sekarang di semester 6 ukhty. Tapi masih berstatus cuti.